SELAMAT DATANG DI BLOG XII IS 1 ^_^ ENJOY ON HERE KL!K SEMUA IKLAN DONK ~ DONATUR

Kunjungi Situs Resmi SMA NEGERI 1 PURWOKERTO

Hubungi Pak Seno SMA NEGERI 1 Purwokerto

Mampir ke Situs Resmi JUVENTUS FC Bahasa Indonesia

Photobucket

Time Now :

Hargai Hak Cipta > Jangan Jadi MALAYSIA

Bagi leacher, jangan copas doank donk. buktiin lo bukan malaysia negara anj*ng. kasih credit:Lukas atau sertain neh alamat blog d stiap copas`an lo terserah mw taruh di atas ato bawah post.

Mau Ikut Ngurusi neh Blog ?

cLue : mALAYsia > m*****************r

Cari Artikel

Follow This BLOG

Guru yang paling mbuat ngantuki ?

Senin, 30 November 2009

Belajar POWER POINT 2007

Kesempatan kali ini saya mau membagi ilmu nihh…
SANGAT MENAKJUBKAN SEKALIIIII…KEMAMPUAN POWER POINT 2007 SANGAT BERMANFAAT DAN BERBEDA
Cara memaksimalkan Power Point 2007 :
1. Cara membuat slide baru, caranya singkatnya sama seperti Power Point 2003 yaitu dengan menekan Ctrl + M. Atau dengan memilihi New Slide pada Home.
2. Menampilkan Slide dapat kamu lakukan dengan menekan F5


Di menu Home kita dapat menggunakan fasilitas – fasilitas :
-         Layout = untuk memilih jenis layout sesuai kebutuhan
-         Font = menentukan tulisan sesuai keinginan
-         Paragraph = menentukan paragraf sesuai keinginan
-         Drawing = dapat digunakan jika kamu ingin menambahkan Shapes atau ingin mengedit gambar atau tulisan kamu
-         Editing = di menu ini terdapat Find (untuk mencari kata) dan juga Replace jika ingin mencari kata sekaligus menggantinya
-         Di bagian kiri bawah juga terdapat fasilitas untuk memperbesar atau memperkecil tampilan Slide.


Di menu Insert (sisipan) dapat digunakan untuk :
-         Table = untuk memasukan Table pada slide sesuai keinginan
-         Picture = untuk menyisipkan gambar pada slide
-         Chart = untuk membuat diagram
-         Text Box = untuk membuat kotak untuk menulis
-         Hyperlink = dapat digunakan untuk menghubungkan tulisan terhadap alamat yang dituju
-         Action = memberikan perintah klik
-         Header & Footer = menentukan Header & Footer
-         WordArt = menyisipkan tulisan dengan bertuk tertentu
-         Date & Time = dapat digunakan untuk memberikan tanggal dan waktu
-         Symbol = menyisipkan simbol
-         Object = digunakan untuk membuat data di program lain untuk ditampilkan di slide
-         Movie = menyisipkan video
-         Sound = menyisipkan suara


Menu Design dapat digunakan fasilitas – fasilitas :
-         Page Setup = digunakan untuk mengatur ukuran slide yang digunakan
-         Slide Orientation = digunkan untuk mengubah tampilan Potrait atau Landscape
-         Themes = dapat digunakan untuk mengganti tipe slidenya dengan tema yang menarik
-         Color = dapat digunakan untuk mevariasi warna pada tema yang dipilih sehingga dapat terlihat sangat menarik
-         Font = digunkan untuk mengganti jenis huruf
-         Effect = dapat untuk memberikan efek
-         Background Style = untuk mengganti style warna slide dan di dalamnya juga terdapat Format Background yang berfungi untuk mengatur type background slide seperti :
a.       Solid = hanya satu warna
b.      Gradient = dua warna
c.       Picture or Texture = background dapat diganti dengan gambar yang kamu punya dan juga dapat diganti dengan texture kayu, keramik dll.
d.      Hide Background Grapich = untuk menyembunyikan grafiknya
e.       Di menu Picture juga dapat digunakan untuk memberikan pencahayaan pada backgroundnya.






Di menu Animations dapat digunakan untuk memberikan animasi pada tampilan slide
Di menu Slide Show dapat digunakan untuk mengatur tampilan ketika ditampilkan
Di menu Review terdapat menu speelling
Di menu View dapat untuk menggati tampilan Slide Power Point pada waktu pembuatan atau pengeditan
Di menu Format digunkan untuk mengganti format.

hhehe.. sengaja saya buat seperti itu biar ada yang isi komentar, buat pengunjung yang mau menanyakan tentang fungsi – fungsi lain dari Power Point 2007 dapat isi komentar. Jika anda ingin di balas melalui e-mail silahkan tulis e-mail anda. Sebenarnya Power Point 2007 jauh lebih baik dari Power Point 2003, tapi entah mengapa orang – orang di daerah saya masih lebih senang menggunkan Power Point 2003, mungkin penampilannya yang terlihat simple sehingga ketika mencoba Power Point 2007 dengan tampilan yang lebih modern, enggan nutuk mencoba belajar karena berpikir sulit. Padahal ini sangat salah, Power Point 2007 lebih memudahkan kita untuk memenuhi imajinasi kita didalam presentasi.

FILM 2012, MERUBAH HIDUP ANDA

2012 film yang sangat menakjubkan. Di film ini kejadian – kejadian dahsyat ditampilkan dengan penuh imajinasi yang menggambarkan kehancuran dahsyat bumi ini. Film ini menceritakan kejadian di saat dunia ini sedang diperbaharui lewat cara yang Tuhan lakukan dengan bencana – bencana dahsyat. Sebenarnya film ini bukan menggambarkan keadaan kiamat, melainkan dimana bumi sedang memperbaharui dirinya. Di akhir film ini memang banyak orang yang masih selamat dari kejadian dahsyat ini. Beberapa dari mereka harus berusaha ekstra untuk dapat berjuang hidup. Di film ini juga menggambarkan ke egoisan manusia di saat – saat bahaya dengan memikirkan dirinya sendiri. Tetapi di film masih menggambarkan manusia – manusia yang tidak egois, mereka memilih untuk menolong di banding mementingkan dirinya sendiri. Di akhir cerita ini mereka selamat karena kapal. Kapal yang begitu besar dan mempunyai kesan modern dan kuat mampu menyelamatkan manusia – manusia dari kejadian dahsyat. Film ini sangat baik ditonton oleh masyarakat, karena film ini seolah berusaha menyadarkan kita akan keadaan dunia saat ini yang sedang kacau balau dan mencoba membuat kita sadar dan mendekatkan diri pada Tuhan. Cerita film ini sangatlah menarik ditonton, apalagi ditonton bersama keluarga karena saya yakin film ini dapat menyadarkan sikap seseorang yang buruk atau yang gila akan hartanya sehingga mau berubah menjadi lebih mendekatkan dirinya pada Tuhan. Semoga saja setiap orang yang menonton film ini mengambil sisi – sisi positif dari film 2012 dan dapat sadar bahwa segalanya dapat terjadi. Jadikanlah film ini acuan untuk kita semua mendekatkan diri pada Tuhan.
TIDAK ADA SATU ORANG PUN YANG TAHU KAPAN DUNIA KIAMAT, HANYA TUHAN YANG TAHU. YANG HARUS ANDA LAKUKAN HANYALAH TERUS BERJAGA – JAGA DENGAN CARA MENDEKATKAN DIRI PADA TUHAN UNTUK MENGHADAPI SEMUA KEJADIAN YANG AKAN TERJADI SUATU SAAT, MUNGKIN BESOK ATAUPUN KETIKA KITA SEDANG TERTIDUR LELAP..


Saya sarankan anda menonton film 2012, karena film ini dapat merubah hidup dan sikap anda jika anda mengambil sisi positif.


Jika ingin mendownload gratis : http://www.megaupload.com/?d=5KTPY1QI
Subtitle Indonesia :http://www.megaupload.com/?d=X5OY7YZ0

Minggu, 29 November 2009

SUPERHERO BAND ( Band asal Purwokerto )






SUPERHERO BAND adalah Band Purwokerto yang didirikan oleh Ghany Mei Martin yang bersekolah di SMANSA Purwokerto

Group Band ini terdiri dari 6 personil :

- Indra = Vokalis




- Reza = Gitar



- Ghany= Gitar





- Arda = Bass



- Prakas= Drum



- Kabul = Keybord
Kita seharusnya berharap group band Superhero dapat mengikuti jejak seniornya Supernova yang telah sukses. SMA Negeri 1 Purwokerto bukan cuma unggul dalam bidang akademik.

SMA Negeri Terbaik

SMA NEGERI 1 PURWOKERTO berdiri pada tahun 1 Agustus 1958yang terletak di Jl. Jendral Gatot Subroto No. 73 Purwokerto, Jawa tengah adalah sekolah yang membimbing anak didiknya hingga dapat meraih prestasi Internasional. Dan pada saat ini SMA Negeri 1 Purwokerto sedang dalam proses menuju SBI (Sekolah Bertaraf Internasional)


Untuk mewujudkan visi TANGGUL BUDAYA, SMA Negeri 1 Purwokerto memiliki misi sebagai berikut.

Visi :

SMA Negeri 1 Purwokerto mempunyai visi Taqwa, Unggul, dan Berbudaya yang kemudian disingkat TANGGUL BUDAYA. Dengan visi ini SMA Negeri 1 Purwokerto diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kecakapan hidup yang dikembangkan berdasarkan multiple intelegence mereka.


Misi :

1. Menyelenggarakan Pendidikan Keagamaan Yang Berkualitas.
2. Menyelenggarakan Proses Pembelajaran Yang Aktif, Inovatif, Kreatif Dan Menyenangkan.
3. Menyelenggarakan Proses Pembelajaran Bahasa Mandarin Yang Aktif, Inovatif, Kreatif Dan Menyenangkan.
4. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual, Intelektual Dan Emosional Secara Seimbang.
5. Menumbuhkan Budaya Tertib Dan Disiplin Pada Seluruh Komunitas Sekolah.
6. Membudayakan Sikap Kritis, Kreatif, Inovatif, Sportif Dan Konstruktif
7. Menerapkan Nilai-Nilai Budi Pekerti, Moral Dan Estetika dalam pembelajaran
8. Menumbuhkan semangat nasionalisme
9. Menyelenggarakan pembinaan khusus terhadap siswa berbakat
10. Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Pendidik Dan Kependidikan.
11. Menyediakan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional dan proporsional
12. Menyelenggarakan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang akuntabel dan transparan
13. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dan berkualitas
14. Membangun jaringan dan kerjasama dengan berbagai komponen mesyarakat
15. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, aman dan nyaman
16. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam penyelenggaraan sekolah

Tujuan :

1. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai rata-rata ketuntasan belajar siswa kels X, XI, dan XII sebesar 72
3. Tingkat kelulusan siswa 99%, dengan nilai rata-rata 70
4. Menhasilkan lulusan yang dapat diterima diperguruan tinggi dalam dan luar negeri, baik melalui tes dan tanpa tes (PMDK
5. Memiliki tim Olimpiade MIPA, Astronomi, Ekonomi dan Komputer secara berkesinambungan untuk menjadi juara dalam Olimpiade tingkat dunia.
6. Memiliki tim lomba karya ilmiah remaja (KIR) secara berkesinambungan dan menjadi juara dalam lomba tingkat nasional.
7. Memiliki tim debat bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang berkesinambungan dan menjadi juara tingkat nasional.
8. Menghasilkan siswa yang mampu menjadi komunikator yang efektif dan efisien (dalam bagasa Indonesia dan bahasa asing)
9. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.


Bukan hanya prestasi dalam hal pelajaran, prestasi dalam bidang olahraga pun tak kalah banyak. Jika ingin tahu prestasi - prestasi anak didik SMA N 1 Purwokerto ataupun informasi tentang sekolah maka dapat dilihat di 
www.sma1purwokerto.sch.id

Batik Is My Cultural


Tanggal 2 Oktober 2009, di tetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagi hari Batik Nasional setelah pengakuan oleh UNESCO. Batik adalah budaya Indonesia yang belakangan ini terjadi isu pengeklaiman Batik oleh Negara tetangga kita (Malaysia).

"Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian, selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.

SEJARAH BATIK
Seni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal.[2]. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.[3]
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.[4]
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.[4]
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.[2]
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka."sumber :
wikipedia

Di Malaysia setiap hari Kamis, Pemerintah menganjurkan semua pegawai negeri lelaki untuk memakai Batik.MARI JAGA BUDAYA KITA, TUNJUKAN PADA DUNIA BUDAYA KITA..

SMANSA FAIR ( ultah SMA Negeri 1 Purwokerto )



BAGI - BAGI REJEKI PADA PENGUNJUNG DENGAN ONLINE GRATIS


LUKISAN - LUKISAN KARYA SISWA



GURU IKUT MERAMAIKAN DAN MENGHIBUR PARA SISWA


PARA SISWA MENUNJUKKAN KEBOLEHANNYA



SMANSA FAIR diadakan setahun sekali untuk memeriahkan ulang tahun SMA Negeri 1 Purwokerto. Acara ini sangat di tunggu - tunggu anak SMANSA karena acara - acaranya yang menarik dan variatif. Para siswa dapat berpartisipasi dan menunjukkan kemampuannya. Para guru pun juga dapat memeriahkan. Pengunjung dapat menambah pengetahuan dengan mengunjungi stand - stand yang tersedia GRATIS, dan dapat mengetahui tentang SMANSA.

STUDY TOUR ( every year )



SIAPAPUN BISA NARSIS



MENCURI KESEMPATAN UNTUK MENGABADIKAN KENANGAN


Study Tour dilaksanakan SMANSA setiap tahunnya, tujuan utama Study Tour biasanya ke Pulau Dewata alias BALI. Gak tau juga, tapi para guru gak bosen - bosennya mendampingi siswa di Pulau Dewata.

Fasilitas SMA Negeri 1 Purwokerto

Sarana & Prasarana pendidikan merupakan faktor pendukung proses belajar mengajar yang penting. Untuk itu SMA Negeri 1 Purwokerto menyediakan fasilitas antara lain :
Ruang Teori / Kelas terdiri dari 27 ruang dengan luas 2335 M2 lengkap dengan fasilitas penunjang Whiteboard, LCD, OHP, Soundsystem


Laboratorium Terpadu sebanyak 5 ruang yang terdiri dari
1. Laboratorium Fisika (1 ruang) Luas 178 M2
2. Laboratorium Kimia (1 ruang) Luas 178 M2
3. Laboratorium Biologi (1 ruang) Luas 144 M2
4. Laboratorium Bahasa (1 ruang) Luas 144 M2
5. Laboratorium Komputer (2 ruang) Luas 288 M2


Ruang TRRC dengan luas 84 M2 lengkap dengan fasilitas penunjang


Ruang Perpustakaan dengan luas 184 M2 dengan koleksi lebih dari 200 buku


Ruang Koperasi dengan luas 88 M2


Ruang Olah Raga dengan luas 88 M2


Ruang Kepala Sekolah dengan luas 50 M2


Ruang Tata Usaha dengan luas 75 M2


Ruang Guru dengan luas 122 M2


Ruang Aula dengan luas 199 M2


Ruang Osis dengan luas 56 M2


Mushola dengan luas 180 M2


Gudang terdiri dari 2 ruang dengan luas 98 M2


Kamar Kecil terdiri dari 15 ruang dengan luas 57 M2

SMA Negeri 1 Purwookerto Will Be SBI (Sekolah Bertaraf Internasional)


Akhir-akhir ini ramai dibicarakan Sekolah Bertaraf Internsional atau SBI. Sebuah kebijakan pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan nasional agar memiliki daya saing dengan negara-negara maju lainnya. Icon SBI di mata masyarakat Indonesia tak bisa lepas dari bilingual sebagai medium of instruction, multi media dalam pembelajaran di kelas, berstandar internasional, ataupun sebagai sekolah prestisius dengan jalinan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara anggota OECD maupun lembaga-lembaga tes/sertifikasi internasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, dan lain-lain.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai landasan hukum penyelenggaraan SBI, konsep dan karakteristik SBI, maupun analisis kritis terhadap kebijakan SBI.

A. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
1. Landasan Hukum

  1. UU Sisdiknas Pasal 50 Ayat 3

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.1

  1. Kebijakan Pokok Pembangunan Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009.

1). Pemerataan dan Perluasan Akses
2). Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing. Salah satunya pembangunan sekolah bertaraf internasional untuk meningkatkan daya saing bangsa. Dalam hal ini, pemerintah perlu mengembangan SBI pada tingkat kabupaten/kota melalui kerja sama yang konsisten antara Pemerintah dengan Pemerintah Kabupaten/Kota yang bersangkutan untuk mengembangkan SD, SMP, SMA, dan SMK yang bertaraf internasional sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia.
3). Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik.2
2. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

  1. Filosofi Eksistensialisme dan Esensialisme

Penyelenggaraan SBI didasari filosofi eksistensialismedan esensialisme (fungsionalisme). Filosofi eksistensialismeberkeyakinan bahwa pendidikan harus menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal mungkin melalui fasilitas yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro-perubahan, kreatif, inovatif, dan eksperimentif), menum-buhkan dan mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik.3
Filosofi eksistensialisme berpandangan bahwa dalam proses belajar mengajar, peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan, mengeksiskan, menyalurkan semua potensinya, baik potensi (kompetensi) intelektual (IQ), emosional (EQ), dan Spiritual (SQ).
Filosofi esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus menyiapkan sumber daya manusia Indonesia yang mampu bersaing secara internasional. Dalam mengaktualkan kedua filosofi tersebut, empat pilar pendidikan, yaitu:learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be merupakan patokan berharga bagi penyelarasan praktek-praktek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, mulai dari kurikulum, guru, proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, hingga sampai penilainya.4

  1. SNP + X (OECD)

Rumusan SNP + X (OECD) maksudnya adalah SNP singkatan dari Standar Nasional Pendidikan plus X. Sedangkan OECD singkatan dari Organization for Economic Co-operation and Development atau sebuah organisasi kerjasama antar negara dalam bidang ekonomi dan pengembangan. Anggota organisasi ini biasanya memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan yang telah diakui standarnya secara internasional. Yang termasuk anggota OECD ialah: Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan Negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore, dan Hongkong. 5
Sebagaimana dalam “Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2007”, bahwa sekolah/madarasah internasional adalah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasioanl Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu Negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan /atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga memiliki daya saing di forum Internasional.
Jadi, SNP+X di atas artinya bahwa dalam penyelenggaraan SBI, sekolah/madrasah harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (Indonesia) 6 dan ditambah dengan indikator X, maksudnya ditambah atau diperkaya/di-kembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar anggota OECD di atas atau dengan pusat-pusat pelatihan, industri, lembaga-lembaga tes/sertifikasi inter-nasional, seperti Cambridge, IB, TOEFL/TOEIC, ISO, pusat-pusat studi dan organisasi-organisasi multilateral seperti UNESCO, UNICEF, SEAMEO, dan sebagainya.
Ada dua cara yang dapat dilakukan sekolah/madrasah untuk memenuhi karakteristik (konsep) Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), yaitu sekolah yang telah melaksanakan dan memenuhi delapan unsur SNP sebagai indikator kinerja minimal ditambah dengan (X) sebagai indikator kinerja kunci tambahan. Dua cara itu adalah: (1)adaptasi, yaitu penyesuaian unsur-unsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (setara/sama) dengan standar pendidikan salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional; dan (2) adopsi, yaitu penambahan atau pengayaan/pendalaman/penguatan/perluasan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsure SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD/negara maju lainnya.7

  1. Karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional

1). Karakteristik visi
Dalam sebuah lembaga/organisasi, menentukan visi sangat penting sebagai arahan dan tujuan yang akan dicapai. Tony Bush&Merianne Coleman menjelaskan visi untuk menggambarkan masa depan organisasi yang diinginkan. Itu berkaitan erat dengan tujuan sekolah atau perguruan tinggi, yang diekspresikan dalam terma-terma nilai dan menjelaskan arah organisasi yang diinginkan. Tony Bush&Merianne Coleman mengutip pendapat Block, bahwa visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan. 8
Visi Sekolah Bertaraf Internasional adalah:Terwujudnya Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional.9 Visi ini mengisyaratkan secara tidak langsung gambaran tujuan pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah model SBI, yaitu mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif/memiliki daya saing secara internasional.
2). Karakteristik Esensial
Karakteristik esensial dalam indikator kunci minimal (SNP) dan indikator kunci tambahan (x) sebagai jaminan mutu pendidikan bertaraf internasional dapat dilihat pada table di bawah ini.
Karakteristik Esensial SMP-SBI sebagai Penjaminan Mutu
Pendidikan Bertaraf Internasional10

No
Obyek Penjaminan Mutu (unsur Pendidikan dalam SNP)
Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP)
Indikator Kinerja Kunci Tambahan sebagai (x-nya)
I
Akreditasi
Berakreditasi A dari BAN-Sekolah dan Madrasah
Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keung-gulan tertentu dalam bidang pendidikan
II
Kurikulum (Standar Isi) dan Standar Kompe-tensi lulusan
Menerapkan KTSP
Sekolah telah menerapkan system administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komu-nikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat meng-akses transkipnya masing-masing.




Memenuhi Standar Isi
Muatan pelajaramn (isis) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau dari negara maju lainnya.




Memenuhi SKL
Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP






Meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, tekno-logi, seni, dan olah raga.
III
Proses Pembelajaran
Memenuhi Standar Proses

  • Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator


  • Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya.


  • Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel


  • Pembelajaran pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.

IV
Penilaian
Memenuhi Standar Penilai-an
Sistem/model penilaian telah diperkaya dengan system/model penilaian dari sekolah unggul di salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnnya.
V
Pendidik
Memenuhi Standar Pen-didik

  • Guru sains, matematika, dan teknologi mampu mengajar dengan bahasa Inggris


  • Semua guru mampu memfasilitasi pem-belajaran berbasis TIK


  • Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A

VI
Tenaga Kependidikan
Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan

  • Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A


  • Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah


  • Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif


  • Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterprenual yang kuat

VII
Sarana Prasarana
Memenuhi Standar Sarana Prasarana

  • Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK


  • Sarana perpustakaan TELAH dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia


  • Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain.

VIII
Pengelolaan
Memenuhi Standar Penge-lolaan

  • Sekolah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000


  • Merupakan sekolah multi kultural


  • Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional diluar negeri


  • Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dan lain-lain


  • Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah

IX
Pembiayaan
Memenuhi Standar Pem-biayaan

  • Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan



3). Karakteristik Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
a). output (produk)/lulusan SBI
Adalah memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global.
Ciri-ciri output/outcomes SBI sebagai berikut; (1) lulusan SBI dapat melanjtkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam negeri maupun luar negeri, (2) lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan (3) meraih mendali tingkat internasional pada berbagai kompetensi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.11

b). proses pembelajaran SBI
Ciri-ciri proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan SBI sebagai berikut: (1) pro-perubahan, yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar, dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery,(2) menerapkan model pem-belajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; student centered; reflective learning, active learning; enjoyable danjoyful learning, cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi; (5) proses penilaian dengan menggunakan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya, dan (6)dalam penyelenggaraan SBI harus menggunakan standar manajemen intenasional, yaitu mengoimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.12
c). input
ciri input SBI ialah (1) telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah negara anggota OECD atau negara maju lainnya, (2) standar lulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, (3) jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. Kepala sekolah minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif. (4) siswa baru (intake)diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian akhir sekolah, scholastic aptitude test (SAT),kesehatan fisik, dan tes wawancara. Siswa baru SBI memeliki potensi kecerdasan unggul yang ditunjukkan oleh kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dan berbakat luar biasa.
B. Analisis Kritis Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
Tujuan utama penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional adalah upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional, khususnya supaya eksistensi pendidikan nasional Indonesia diakui di mata dunia dan memiliki daya saing dengan negara-negara maju lainnya.
Kebijakan pemerintah mengenai SBI selain didukung secara konstitusi dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 50 ayat (3), dan juga - menurut Satria Dharma -, SBI merupakanproyek prestisius, karena akan dibiayai oleh Pemerintah Pusat 50%, Pemerintah Propinsi 30%, dan Pemerintah Kabupaten/Kota 20%. Padahal, untuk setiap sekolahnya saja Pemerintah Pusat mengeluarkan 300 juta rupiah setiap tahun paling tidak selama 3 (tiga) tahun dalam masa rintisan tersebut.13
Sejak dilendingkan kebijakan SBI, pemerintah menuai pujian dan juga kritikan, baik itu pujian bahwa kebijakan SBI merupakan langkah maju untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia, maupun kritikan bahwa konsep ini tidak didahului dengan studi secara mendalam.
Ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah tentang SBI tersebut.
1. SBI lebih cenderung menggunakan perencanaan pendidikan dengan Pendekatan Cost Effectivenes(efektivitas biaya).
Pendekatan Cost Effectiveness adalah pendekatan yg menitikberatkan pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pendidikan ini hanya diadakan jika benar-benar memberikan keuntungan yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun peserta didik.14
Konsekwensi dari pendekatan ini adalah tidak semua anak dapat mengenyam pendidikan di SBI, sebab SBI lebih menekankan efektivitas pendidikan dalam mencapai hasil yang optimal baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga input pun diambil dari anak-anak yang memiliki kemampuan unggul, baik secara akademik, emosional, spiritual bahkan finansial.
2. Potensi terjadi Sistem Pendidikan yang BersifatDiskriminatif dan Eksklusif.
Penyelenggaraan SBI akan melahirkan konsep pendidikan yang diskri-minatif (hanya diperuntukkan bagi siswa yang memiliki kemam-puan/kecerdasan unggul) dan ekslusif(pendidikan bagi anak orang kaya).
3. Konsep SNP+X kurang jelas
Dalam kurikulum SBI ada rumus SNP+X. Artinya Standar Nasional Pendidikan ditambah atau diperkaya/dikembangkan/diperluas/diperdalam dengan standar internasional dari salah satu anggota OECD atau lembaga tes/sertifikasi internsional.
Faktor X dalam rumus di atas tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Sebab, konsep ini tidak menjelaskan lembaga/negara tertentu yang harus diadaptasi/diadopsi standarnya, dan faktor apa saja yang harus ditambah/diperkaya/dikembangkan/diperluas/diperdalam? Apakah sistem pembelajaran bahasanya, teknologinya, ekonominya, dan lain-lain. Sehingga menurut Satria Dharma, mungkin ini merupakan strategi agar target yang hendak dikejar menjadi longgar dan sulit untuk diukur. 15

  1. Potensi terjadi komersialisasi pendidikan

Lahirnya SBI bisa membawa dampak komersialisasi pendidikan kepada para pelanggan jasa pendidikan, semisal masyarakat, siswa atau orang tua. Indikasi ini nampak ketika sekolah SBI menarik puluhan juta kepada siswa baru yang ingin masuk sekolah SBI. Hal ini dilakukan dengan dalih bahwa sekolah tersebut bertaraf internasional, dilengkapi dengan sistem pembelajaran yang mengacu pada negara anggota OECD, menggunakan teknologi informasi canggih, bilingual, dan lain-lain.16


  1. Tujuan pendidikan yang misleading

Selama ini siswa SBI dihadapkan pada 2 kiblat ujian, yakni UNAS dan Cambridge misalnya. Beberapa sekolah nasional plus yang selama ini dirancang untuk mengikuti dua kiblat tersebut mengakui bahwa sangat sulit mereka untuk mengikuti dua kiblat sekaligus.
Satria Dharma mengatakan bahwa jika yang hendak dituju adalah peningkatan kualitas pembelajaran danoutput pendidikan, maka mengadopsi atau berkiblat pada sistem ujian Cambridge ataupun IB bukanlah jawabannya. Bahkan, sebenarnya menggerakkan semua potensi terbaik pendidikan di Indonesia untuk berkiblat ke sistem Cambridge adalah sebuah pengkhianatanterhadap tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Di negara-negara maju seperti Singapura, Australia dan New Zealand, pemerintah tidak membiarkan sistem pendidikan luar ataupun internasional macam Cambridge ataupun IB masuk dan digunakan dalam kurikulum sekolah mereka. Hanya sekolah yang benar-benar berstatus International School dengan siswa asing saja yang boleh mengadopsi sistem pendidikan lain.17

  1. Konsep SBI cenderung lebih menekankan pada alat daripada proses. Indikasi ini nampak ketika penyelenggaraan SBI lebih mementingkan alat/media pembelajaran yang canggih,bilingual sebagai medium of instruction, berstandar internasional, daripada proses penanaman nilai pada peserta didik. Prof Djohar menyatakan bahwa tuntutan pendidikan global jangan diartikan hanya mempersoalkan kedudukan pendidikan kita terhadap rangking kita dengan negara-negara lain, akan tetapi harus kita arahkan kepada perbaikan pendidikan kita demi eksistensi anak bangsa kita untuk hidup di alam percaturan global, dengan kreativitasnya, dengan EI-nya dan dengan AQ-nya, dan dengan pengetahuannya yang tidak lepas dari kenyataan hidup nyata mereka.18


  2. Konsep ini berangkat dari asumsi yang salah tentang penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dan hubungannya dengan nilai TOEFL. Penggagas mengasumsikan bahwa untuk dapat mengajar hard science dalam bahasa Inggris maka guru harus memiliki TOEFL >500. Padahal tidak ada hubungan antara nilai TOEFL dengan kemampuan mengajar hard science dalam bahasa Inggris. Skor TOEFL yang tinggi belum menjamin kefasihan dan kemampuan orang dalam menyampaikan gagasan dalam bahasa Inggris. TOEFL lebih cenderung mengukur kompetensi seseorang, padahal yang dibutuhkan guru sekolah bilingual adalahperformance-nya, dan performance ini banyak dipengaruhi faktor-faktor non-linguistic. 19


  3. Kebijakan SBI bertolak belakang dengan otonomi sekolah dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Bergulirnya otonomi sekolah melahirkan sistem Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Menurut Prof. Djohar, MBS digunakan sebagai legitimasi untuk menentukan kebijakan sistem pembelajaran di sekolah. Sekolah memiliki kemerdekaan untuk menentukan kebijakan yang diambil, termasuk kemerdekaan guru dan siswa untuk menentukan sistem pembelajarannya. 20Sedangkan dalam SBI, sekolah masih dibelenggu dengan sistem pembelajaran dari negara lain.
C. Kesimpulan dan Saran
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar mempunyai daya saing dengan negara maju di era global. Salah satunya dengan mengadopsi standar internasional anggota OECD sebagai faktor kunci tambahan di samping Standar Nasional Pendidikan.
Dalam perjalanannya, kebijakan SBI mulai terlihat beberapa kelemahan, baik secara konseptual maupun sistem pembelajarannya. Ibarat kata pepatah tiada gading tak retak, maka pemerintah sebaiknya melakukan pelbagai langkah perbaikan konsep dengan melibatkan pelbagai unsur/stakeholders pendidikan dan melakukan studi/penelitian mendalam sebelum kebijakan tersebut bergulir.

( sumber : ikaumayasbm blog )

Dengan apa yang di tulis di atas, SMA Negeri 1 Purwokerto adalah salah satu sekolah yang sedang berjuang untuk dapat merubah statusnya dari RSBI menjadi SBI.


ShareThis

 

Hak Cipta © Lukas Cahyadi Gunawan